Jakarta . Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan menegaskan pemerintah
siap mengantisipasi agar tidak terjadi pelonjakan harga daging sapi
karena tingginya permintaan saat menyambut puasa pada awal Juli nanti
dan Lebaran di awal Agustus.
"Kami sudah bekerja sekarang ya, udah mengantisipasi persiapan puasa
dan Lebaran ya," katanya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta,
Rabu.
Pemerintah menyadari, konsumsi daging sapi oleh masyarakat pada saat
puasa dan menyambut lebaran lebaran jauh lebih tinggi dari biasanya.
Hal ini mengingat budaya masyarakat muslim yang lebih memilih konsumsi
daging sapi di saat puasa dan Lebaran.
"Ya biasanya kalau Lebaran itu kan orang yang tidak biasa makan
daging jadi makan daging, apalagi nanti menjelang Lebaran ya. Semua
orang pasti kayak hukumnya wajib beli daging. Jadi demannya waktu itu
kan ada `demand shock` (kejutan permintaan) ya namanya," katanya
Menurut dia, pemerintah telah menyiapkan berbagai opsi untuk
mengantisipasi melonjaknya permintaan akan daging sapi pada masa puasa
dan Lebaran.
Diantaranya dengan menarik kuota impor daging sapui di triwulan tiga
lebih cepat darai seharusnya, untuk memenuhi persedian daging.
Diperkirakan kuota di triwulan III sebesar 20 ribu ton dari total impor
tahun 2013 sebesar 80 ribu ton.
"Yang kedua kita apa, kita akan memberikan lagi ke Bulog, untuk bisa mengimpor (daging sapi)," katanya.
Selain itu, pemerintah juga akan memperbaiki dan mengatasi hambatan
distribusi pasokan di dalam negeri, diantaranya terkait sarana dan
prasarana transportasi.
Sementara itu, menurut Rusman, untuk persedian beras menjelang puasa
dan Lebaran sangat mencukupi, sehingga tidak perlu dikhawatirkan.
"Kalau beras, cukuplah, malah Bulog itu sekarang menghadapi problem
pemeliharaan beras karena stoknya terlalu banyak," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar