Sedangkan untuk dosis dengan cara pengaplikasian secara penyemprotan ke daun tanaman adalah 100 liter air dicampurkan dengan 1 liter pupuk cair organik atau 2 liter air dicampur dengan 20 ml pupuk cair. Penggunaan pupuk dilakukan seminggu sekali, baik dengan cara kocor atau disemprotkan ke tanaman.
Bahan yang paling baik untuk dipakai dalam pembuatan pupuk cair organik adalah sisa sayuran atau buah-buahan seperti : kubis, sawi, wortel, bayam, labu, pisang, jeruk karena mudah terdekomposisi dan mengandung nutrisi atau bahan organik tinggi yang akan akan dibutuhkan tanaman.
Dalam pembuatannya bahan-bahan yang digunakan adalah :
- sampah organik berupa sayuran atau buah-buahan sebanyak 12-15 kg,
- 1 liter cairan bakteri EM (Effective Microorganisme),
- 1 liter air tajin (air bekas cucian beras),
- 1 liter air kelapa tua,
- 500 ml cairan molase, dapat juga menggunakan gula merah atau gula putih yang dilarutkan (500 gram gula merah atau gula putih dilarutkan dengan air 500 ml), dan
- 7 liter air bersih dari sumur atau sungai.
- pisau atau alat untuk mencacah sampah organik,
- ember plastik ukuran 20 liter yang mempunyai tutup,
- tali rapia,
- karung atau goni beras ukuran 25 kg yang terbuat dari serat sintetis,
- batu berat untuk beban,
- masker kain, dan
- sarung tangan karet atau plastik.
- sampah organik dicincang/dicacah hingga kecil-kecil dan masukkan ke dalam goni semuanya, ditekan sampai padat kemudian diikat dengan tali,
- dibuat larutan media dengan cara mencampurkan cairan EM, air molase, air tajin, air kelapa dan air sumur ke dalam ember dan ingat memakai sarung tangan,
- masukkan goni berisi sampah organik ke dalam ember berisi larutan tadi, direndamkan atau ditenggelamkan seluruh goni dan diatas goni diletakkan batu beban agar goni yang berisi sampah tidak naik dan masih tenggelam,
- ditutup rapat ember dan jika perlu dipinggir ember dan tutupnya diisolasi agar udara tidak bisa masuk ke dalam ember,
- simpan ember ditempat yang tidak terkena matahari langsung dan disimpan selama 10 hari sehingga proses fermentasi akan terjadi,
- setelah 10 hari buka ember dan sebelumnya pakai sarung tangan,
- angkat goni berisi sampah organik tadi dan pisahkan dari ember berisi larutan, sisa sampah hasil fermentasi bisa juga dibuat menjadi pupuk organik kompos,
- cairan yang di dalam emberlah yang merupakan pupuk cair organik.
Dalam pembuatan pupuk organik cair ini harus teliti dan jangan sampai ember dimasuki udara selama proses fermentasi berlangsung, walaupun lebih sering berhasil namun sayapun pernah gagal dalam pembuatan pupuk cair organik ini. Semoga sukses dalam membuat pupuk cair organik ini dan diharapkan bermanfaat bagi banyak orang terutama buat petani.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar