Jakarta - Pemerintah kini sedang mengembangkan metode nano bio technology untuk diaplikasikan di produk pangan atau pertanian. Tahun 2015 nanti, metode ini ditargetkan sudah bisa diaplikasikan.
Kepala Badan penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian
Pertanian, Haryono mengatakan, nano technology merupakan metode
pertanian masa depan. Inisiasi ini berangkat dari pertemuan global para
pengamat pertanian di Beijing beberapa waktu lalu.
"Awalnya
pertemuan global leader for agricultural science and technology, 6 Juni
di Beijing. Yang hadir Dirjen FAO, dan lembaga penelitian dunia. Lalu
ada 2 Badan Litbang Pertanian. Untuk diskusi mengenai pertanian masa
depan. Isu yang diambil itu teknologi ke depan itu apa, nano technology
salah satunya," ungkap Haryono sata ditemui di Kantor Kementerian
Pertanian, Ragunan, Jaksel, (10/6/2013).
Haryono merinci, nano
technology ialah suatu sistem memperkecil partikel dan mengubah
strukturnya agar lebih efisien. Dia mencontohkan, di tahun 2015 nanti,
teknologi ini akan diaplikasikan untuk pupuk.
"Contohnya pupuk.
Kalau diperkecil itu lebih mudah diserap oleh tanaman. Perbedaannya
dengan teknologi nano itu daya serap tanaman terhadap pupuk itu lebih
efektif. Jadinya larinya ke efisien cost. Itu sangat menjanjikan untuk
mengefisienkan input," katanya.
Metode ini sebenarnya sudah
diaplikasikan untuk pupuk beberapa komoditi, namun sayangnya belum
begitu masiv. Saat ini, Kementerian Pertanian sedang membangun
Leboratorium Penelitian Nano Technology di Bogor yang akan rampung 2014.
"Setelah 2014 lah mudah-mudahan bisa. Itu mulai dari yang terkait
dengan pemupukan, keamanan pangan, fortifikasi pangan, lebih kepada
pangan fungsional. Jadi sebenarnya boisa diapakaiu ke pertanian,"
katanya.
Sementara itu, Direktur Perindustrian dan Perdagangan
Pandu Tani Indonesia David Kuriniawan Winata mengatakan, dengan
teknologi ini, petani bisa menghemat biaya produksi dalam membeli pupuk,
selain meningkatkan produktifitas pertaniannya.
"Justru
menggunakan teknologi ini bisa efektif. Sehingga pendapatan petani makin
meningkat. Mereka bisa cut the cost sampai 50%. Dan meningkatkan
produktifitas sampai 100%," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar