Selasa, 06 April 2010

TIPS AMPUH : MENGHILANGKAN BULU KAKI MENJADI MULUS


WANITA YANG MENGINGINKAN BULU MENJADI HILANG/MULUS

Bulu kaki selalu ditumbuhi bulu-bulu yang berbeda beda pada setiap orang, ada lebat atau tebal, ada tipis, bagi pria memang mungkin sangat membanggakan. Namum yang sering dipersoalkan adalah pada wanita yang mempunyai bulu kaki lebat, sehingga susah dihilangkan dan merasa terganggu dengan bulu kaki ini, mungkin menjadi minder dan malu.

Jadi agar kaki anda mulus dari bulu kaki, bahan alami/tradisionalnya adalah :
- merica 10 buah,
- kapur barus 1 butir
- dan beberapa tetes minyak tanah.

Tumbuk menjadi halus merica dan kapur barus kemudian campurkan secara merata dengan minyak tanahnya.

Setelah dicampurkan rata kemudian usapkan pada kaki yang ditumbuhi bulu. Maka dengan sendirinya bulu-bulu kaki yang tidak dikehendaki tersebut menjadi rontok. Setelah itu anda akan memiliki kaki yang mulus.
Coba anda praktekkan, semoga anda akan mendapatkan hasil yang memuluskan, ehh..memuaskan.

TIPS AMPUH : MENGHENTIKAN MIMISAN


MENGHENTIKAN MIMISAN

Hidung berdarah (Kedokteran: epistaksis atau Inggris: epistaxis) atau mimisan adalah mengeluarkan darah dari hidung yang keluar dari hidung. Penyebabnya mungkin karena benturan atau jatuh, kurang vitamin C , ada benda asing masuk ke hidung dan masih banyak penyebab lainnya.

Mimisan atau epistaksis memang bukan penyakit tetapi merupakan indikasi adanya suatu gangguan pada tubuh. Mimisan dapat dikategorikan menjadi 2 yaitu mimisan ringan dan mimisan berat.

1. Daun Sirih
Untuk menghentikan mimisan tersebut bisa dipergunakan daun sirih. Caranya mudah, ambil daun sirih kemudian cuci bersih, patahkan batangnya kemudian daunnya digulung dan masukkan ke dalam lubang hidung yang mengalami mimisan.

Selama hidung disumbat dianjurkan agar sipenderita harus direbahkan, tidak boleh duduk apalagi berdiri. Biarkan rebah selama kurang lebih seperempat jam atau setengah jam, darah sudah tak akan keluar lagi dan mimisannya lenyap.

2. Akar Alang-Alang
60 gr akar alang direbus dengan air 400 cc hingga tersisa 200 cc, kemudian airnya diminum selagi hangat

3. Kangkung
25 gr kangkung segar dicuci bersih dengan air matang secukupnya dan kemudian dibuat menjadi jus untuk diminum

4. Jagung
50 gr rambut jagung direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc, airnya disaring kemudian diminum selagi hangat.

Semoga ramuan ini berguna bagi teman sekalian, terutama untuk pertolongan pertama sebelum dibawa ke dokter atau rumah sakit.

PETUNJUK UMUM KEAMANAN PEMAKAIAN PESTISIDA

PETUNJUK PEMAKAIAN PESTISIDA


MEMILIH PESTISIDA
  1. Memilih formulasi pestisida yang akan digunakan lebih dulu diketahui jenis jasad pengganggu yang menyerang tanaman sebab suatu formulasi pestisida hanya efektif pada jenis pengganggu tertentu.
  2. Bacalah dulu label pada wadah atau pembungkus pestisida tersebut. Pilihlah formulasi pestisida yang berdasarkan keterangan pada label efektif terhadap jasad pengganggu tanaman yang akan dikendalikan, dapat digunakan dengan alat yang tersedia dan aman untuk keadaan di tempat yang akan kita gunakan.
  3. Pilihlah pestisida yang telah terdaftar dan diizinkan pemerintah (Departermen Pertanian) untuk digunakan dimana dikemas dalam wadah atau pembungkus asli dan dengan label resmi memuat keterangan lengkap mengenai pestisida tersebut. Pada label pestisida terdaftar selalu tercantum nomor pendaftaran, nama serta alamat lengkap pemegang hak pendaftaran atau perusahaan pestisida tersebut.

MENYIMPAN PESTISIDA
  1. Simpan pestisida tetap dalam wadah atau pembungkusnya yang asli dengan tertutup rapat dan tidak bocor.
  2. Disimpan ditempat yang tidak terjangkau oleh anak-anak, hewan peliharaan atau ternak serta jauh dari makanan, minuman, dan jauh dari sumber api.
  3. Simpanlah di tempat yang tidak terkena langsung sinar matahari dan tidak terkena air pada waktu hujan. Diusahakan wadah pestisida selalu tertutup rapat sebab uap air, zat asam dalam udara, suhu yang relatif tinggi, sinar matahari dan air dapat merusak pestisida sehingga dapat menyebabkan menjadi kurang dan tidak efektif lagi.
  4. Periksalah secara rutin pestisida yang disimpan untuk mengetahui ada tidaknya wadah pestisida bocor atau rusak atau mungkin juga hilang.
  5. Apabila terjadi kebocoran atau kerusakan pada wadah pestisida maka di masukkan atau dipindahkan ke dalam wadah kosong dari berbagai jenis dan ukuran. Dan jika hilang maka akan dicari untuk menghindari apakah diambil anak-anak atau hewan peliharaan.

PENGGUNAAN PESTISIDA
  1. Gunakan pestisida apabila memang diperlukan tanaman.
  2. Sebelum bekerja menggunakan pestisida, makan dan minumlah secukupnya terlebih dahulu.
  3. Baca label pestisida dengan cermat dan teliti kemudian ikutilah semua petunjuk yang tercantum pada label tersebut.
  4. Janganlah menggunakan pestisida pada waktu sakit dan kesehatannya kurang baik. Begitu juga anak-anak, wanita hamil tidak diperbolehkan bekerja menggunakan pestisida.
  5. Jika ada luka pada kulit maka tutuplah luka dengan baik sebelum bekerja. Setelah ditutup diharapkan bagian luka tersebut tidak bersentuhan langsung dengan pestisida karena pestisida lebih mudah terserap ke dalam tubuh melalui kulit yang luka.
  6. Sebelum bekerja menggunakan pestisida maka gunakan terlebih dulu pakaian pelindung khusus yang berlengan panjang dan berkaki panjang. Pakailah sarung tangan, sepatu boot, topi dan pelindung muka yaitu kacamata, penutup hidung dan mulut (masker) pada waktu menggunakan pestisida.
  7. Bekerja menggunakan pestisida yang belum diencerkan atau masih pekat haruslah sangat hati-hati.
  8. Pada waktu sedang bekerja menggunakan pestisida, janganlah makan, minum atau merokok.
  9. Membuka tutup wadah pestisida haruslah hati-hati sehingga pestisida tidak muncrat, memercik atau tumpah kemudian tutup kembali dengan rapat. Jika wadah atau pembungkus pestisida menggunakan kantong plastik akan lebih aman bila membukanya dengan pisau atau gunting daripada merobek kantong tersebut.
  10. Jangan mencium pestisida sebab untuk menghindari pestisida terhirup melalui pernafasan atau terkena kulit, mata, mulut atau pakaian.
  11. Melakukan penakaran, pengenceran dan pencampuran pestisida di tempat terbuka atau di tempat ruangan terbuka yang mempunyai ventilasi baik.
  12. Alat-alat yang digunakan dalam menggunakan pestisida haruslah semua selalu dalam keadaan bersih. Bersihkan atau cuci dengan air yang banyak kemudian buanglah air untuk mencuci alat tersebut di tempat khusus yang aman. Tidak menggunakan alat-alat tersebut untuk keperluan yang lainnya terlebih-lebih berhubungan dengan makanan dan minuman.
  13. Pakailah air yang bersih untuk air pengenceran.
  14. Alat penyemprot selalu dalam keadaan bersih, baik, tidak rusak dan tidak bocor.
  15. Pencampuran pestisida sesuai dengan takaran yang dianjurkan dan janganlah menggunakan pestisida dengan takaran yang berlebih dan kurang dari yang dianjurkan atau tertulis pada label. Campuran diaduk dengan rata dengan hati-hati agar tidak tumpah dan memercik.
  16. Apabila tidak dianjurkan atau tidak tertulis pada label, janganlah mencampur dua atau lebih pestisida yang kita gunakan tersebut.
  17. Memasukkan campuran pestisida ke dalam tangki atau alat penyemprot dengan hati-hati dan tidak tumpah. Jangan meniup nozzle atau lobang semprot dan selang alat penyemprot jika tersumbat, untuk mengatasinya menggunakan lidi atau alat lainnya.
  18. Diusahakan tidak bekerja sendiri terutama jika menggunakan pestisida yang relatif sangat racun.
  19. Tidak diperbolehkan anak-anak, ibu hamil dan hewan peliharaan mendekati tempat pencampuran dan penggunaan pestisida.
  20. Jangan menyemprot atau menebarkan pestisida pada waktu akan turun hujan, saat turun hujan, cuaca panas, angin bertiup kencang serta jangan mengarahkan semprotan berlawanan dengan arah angin.
  21. Perhatikan batas akhir/ kadaluwarsa penggunaan pestisida seperti yang tercantum pada labelnya.
  22. Jika sewaktu bekerja, pestisida mengenai pakaian, kulit, mata dan bagian tubuh yang lain maka segera dibersihkan. Cuci kulit yang terkena pestisida dengan air dan sabun. Dan jika pestisida terkena mata maka segeralah cuci dengan air bersih selama 15 menit.
  23. Apabila merasa kurang enak badan, segeralah berhenti bekerja dan bacalah petunjuk pada label tentang pertolongan pertama dan segera hubungi dokter dengan memberitahukan pestisida apa yang digunakan.
  24. Sebelum beristirahat untuk makan, minum dan merokok haruslah terlebih dulu membersihkan muka dan tangan dengan air dan sabun.
  25. Buanglah air bekas mencuci alat-alat penyemprot dan peralatan lainnya ke tempat yang aman dimana tidak mencemari sungai, saluran air, kolam ikan, sumur dan sumber air lainnya.
  26. Setelah selesai bekerja menggunakan pestisida maka segeralah mandi dengan memakai sabun.
  27. Wadah bekas pestisida yang sudah kosong janganlah dipakai untuk menyimpan makanan atau minuman tetapi musnahkan wadah bekas tersebut dengan membakar atau menguburkannya di tempat yang aman. Tanamlah wadah bekas tersebut sekurang-kurangnya setengah meter di dalam tanah di tempat yang jauh dari sumber air, tempat tinggal penduduk maupun tempat umum lainnya serta berikan tanda.
  28. Pasang tanda peringatan di tempat yang baru disemprot pestisida supaya orang tidak memasuki tempat tersebut dan ternak tidak dibawa atau dilepaskan masuk ke tempat itu.

MENGATASI KONTAMINASI PESTISIDA
  1. Jika rumput, sungai atau saluran air tercemari pestisida maka segeralah beri tanda peringatan di tempat tercemar agar orang lain tidak menggembalakan ternak dan tidak mengambil air dari sumber yang tercemar tersebut. Dan segera hubungi petugas yang berkepentingan agar dapat dilakukan pengamanan lebih lanjut.
  2. Apabila pestisida cair tumpah, bersihkanlah segera, tutuplah dengan bahan penyerap seperti pasir, kapur, tanah, atau serbuk gergaji kemudian disapu dan tempatkan dalam wadah untuk dibuang ke tempat aman. Setelah disapu maka tempat tumpahan pestisida tadi dibersihkan dengan air dan bahan pembersih.
  3. Bila pestisida formulasi padat (bentuk tepung, debu atau buriran) tumpah juga harus disapu dengan hati-hati agar tidak berterbangan dan jika perlu ditutupi dengan pasir basah sebelum disapu untuk menghindari debunya. Segera buang ke tempat aman dan tempat tumpahan tadi dibersihkan dengan air dan bahan pembersih.
  4. Apabila terjadi kebocoran atau kerusakan pada wadah pestisida maka sisanya dimasukkan atau dipindahkan ke dalam wadah kosong dari berbagai jenis dan ukuran tetapi kalau bisa pilihlah wadah yang terbuat dari bahan yang sama dengan wadah aslinya. Dan beri label atau keterangan yang jelas seperti tertulis dalam label sebelumnya disertai tambahan keterangan. Pestisida yang telah diwadah ulang tersebut harus segera digunakan.
  5. Air dan sabun atau sejenisnya umumnya dapat digunakan untuk membersihkan pestisida yang tumpah. Beberapa pestisida memerlukan bahan lain sebagai bahan pembersih sebelum dilakukan pembersihan dengan air dan sabun. Pestisida yang dimaksud adalah:
  • Golongan Organofosfat memerlukan natrium hipoklorit atau natrium karbonat.
  • Golongan Karbamat memerlukan karbonat atau sabun keras.
  • Golongan Organokhlor memerlukan amoniak dan soda pencuci atau sabun keras.
(Sumber Pestisida Untuk Bidang Perkebunan, Direktorat Jenderal Perkebunan)

TANDA, GEJALA DAN PETUNJUK PERTOLONGAN PERTAMA PADA KERACUNAN PESTISIDA

TANDA, GEJALA DAN PETUNJUK PERTOLONGAN PERTAMA PADA
KERACUNAN PESTISIDA

Memang jika kita mengikuti rekomendasi pada saat penggunaan pestisida tidak akan menimbulkan masalah. Walaupun demikian masih ada kemungkinan terjadi kecelakaan terutama pada pelaksana penyemprotan di sekitar kita yang mungkin tidak mengikuti petunjuk yang dianjurkan. Oleh karena itu kita perlu memahami tanda-tanda, gejala keracunan dan tindakan yang perlu diambil untuk pertolongan pertama sebelum mendapat bantuan medis atau dibawa ke rumah sakit.

TANDA DAN GEJALA KERACUNAN PESTISIDA

Gejala-gejala yang berkaitan dengan keracunan pestisida yang mana mungkin timbul dengan gejala sendiri saja atau bersama-sama adalah sebagai berikut :
UMUM ; Kelelahan dan lemah yang berlebihan.
KULIT ; Iritasi, terbakar, keringat berlebihan,
perubahan warna pada kulit.
MATA ; Air mata berlebihan, terbakar, iritasi,
penglihatan menjadi kabur, biji mata
mengecil atau membesar.
SALURAN PENCERNAAN ; Air ludah berlebihan,
mual, muntah, mulut dan kerongkongan
terbakar, mencret, perut kejang atau sakit.
SIMTIM SYARAF ; Dada sakit, dada kaku,
batuk, kesulitan bernafas, nafas berbunyi.

Secara terperinci gejala-gejala tersebut adalah :

1. Pestisida Golongan Organokhlor
Pestisida golongan ini bekerja mempengaruhi sistem syaraf pusat. Tanda dan gejala keracunan pestisida ini dapat berupa sakit kepala, rasa pusing, mual, muntah-muntah, mencret, badan lemah, gugup, gemetar, kejang-kejang dan kesadaran hilang.
Beberapa jenis pestisida yang termasuk golongan ini diantaranya : dikofol, endosulfan.

2. Pestisida Golongan Organofosfat
Pestisida ini jika masuk ke dalam tubuh, baik melalui kulit, mulut, saluran pernafasan dan saluran pencernaan akan berikat dengan enzim dalam darah yang berfungsi mengatur bekerjanya syaraf, yaitu kholinesterase. Apabila enzim ini terikat maka tidak dapat melaksanakan tugasnya sehingga syaraf dalam tubuh akan terus menerus mengirim perintah kepada otot-otot tertentu sehingga otot-otot tersebut senantiasa bergerak-gerak tanpa dapat dikendalikan.
Disamping menyebabkan gerakan-gerakan otot-otot tertentu, tanda dan gejala lain dari keracunan pestisida golongan organofosfat adalah pupil mata menyempit sehingga penglihatan jadi kabul, mata berair, mulut berbusa, mengeluarkan banyak air liur, sakit kepala, keringat banyak, detak jantung cepat, mual, muntah-muntah, kejang pada perut, mencret, sukar bernafas, lumpuh dan pingsan.
Pestisida yang termasuk dalam golongan organofosfat adalah antara lain : diazinon, diklorvos, dimetoat, fention, khlorpirifos, monokrotofos.

3. Pestisida Golongan Karbamat
Cara kerja golongan ini sama dengan cara kerja golongan organofosfat, yaitu dengan cara mmenghambat enzim kholinesterase. Tetapi pengaruh pestisida golongan karbamat pada enzim tersebut berlangsung singkat karena pestisida ini cepat mengurai didalam tubuh.
Tanda dan gejala keracunan yang ditimbulkan pestisida golongan karbamat juga sama dengan yang ditimbulkan pestisida golongan organofosfat.
Beberapa pestisida yang termasuk golongan ini diantaranya adalah : BPMC, karbaril, karbofuran, metomil.

4. Pestisida Golongan Bipiridilium
Pestisida golongan ini dapat membentuk ikatan dan merusak jaringan epithel dari kulit, kuku, saluran pernafasan dan saluran pencernaan, sedangkan larutan yang pekat dapat menyebabkan peradangan.
Tanda dan gejala keracunan pestisida ini selalu terlambat diketahui karena gejala baru timbul setelah beberapa lama. Setelah keracunan sekitar 24 – 72 jam terlihat gejala ringan seperti sakit perut, mual, muntah, dan diare karena iritasi saluran pencernaan, setelah 48 – 72 jam terlihat gejala kerusakan ginjal dan 72 jam – 24 hari adanya tanda-tanda kerusakan pada paru-paru.
Pestisida yang termasuk golongan bipiridilium antara lain adalah : pestisida paraquat, diklorida.

5. Pestisida Golongan Antikoagulan
Pestisida dari golongan ini bekerja menghambat pembekuan darah dan merusak jaringan-jaringan pembuluh darah. Hal ini mengakibatkan terjadinya pendarahan, terutama di bagian dalam tubuh.
Tanda dan gejala keracunan yang ditimbulkan oleh pestisida golongan antikoagulan ini meliputi rasa nyeri di punggung, lambung dan usus, muntah-muntah, pendarahan pada hidung dan gusi, timbul bintik-bintik merah pada kulit, terdapat darah dalam air seni dan tinja, timbul lebam pada bagian di sekitar lutut, siku dan pantat dan kerusakan ginjal.
Pestisida yang termasuk dalam golongan antikoagulan ini antara lain adalah : brodifakum, difasinon, kumatetralil, kumaklor.

Beberapa dari gejala dan tanda yang disebutkan tadi dapat juga ditimbulkan oleh faktor-faktor lain dan bukan disebabkan oleh keracunan pestisida. Gejala keracunan pestisida biasanya terlihat dalam waktu 12 jam setelah terjadinya kontak dengan pestisida dan mungkin juga lebih lama. Karena itu diharuskan selalu meminta bantuan medis bila dicurigai adanya gejala seperti yang disebut sebelumnya terutama dicurigai adanya keracunan.

PETUNJUK PERTOLONGAN PERTAMA

Mencegah pasti lebih baik daripada mengobati, akan tetapi masih sering juga pengguna pestisida mengalami keracunan sehingga perlu diketahui petunjuk-petunjuk pertolongan pertama pada keracuna pestisida tersebut. Dalam hal ini penanganan kasus keracunan memerlukan ketenangan, kerapihan, dan ketelitian dalam melakukan bantuan pertolongan pertama agar jangan sampai ikut keracunan.

Perlu penilaian yang seksama atas situasi yang sebenarnya pada saat pemberian pertolongan pertama. Jadi hal-hal yang perlu diketahui dan dilakukan adalah :
1. Jika gejala keracunan mulai terasa dan timbul walaupun masih dalam gejala yang dianggap ringan maka diharapkan berhenti bekerja menggunakan pestisida dan periksakan diri ke dokter untuk mendapat pertolongan lebih lanjut. Pemeriksaan ke dokter harus dilakukan sebelum terjadinya keadaan yang berkembang menjadi gawat. Supaya bantuan dokter dapat dilakukan dengan cepat maka beritahu nama pestisida yang menyebabkan keracunan, frekuensi penggunaan, lamanya kontak dan bawalah label pestisida yang digunakan. Pada label pestisida tercantum informasi bahan aktif produk yang digunakan dan informasi tentang bantuan medis yang dapat diberikan sehingga pertolongan dapat diberikan lebih cepat oleh dokter.
2. Jika kulit, rambut, dan pakaian terkena pestisida maka segera cuci dengan sabun dan gunakan air yang banyak.
3. Jika pestisida mengenai mata maka segeralah cuci dengan air bersih yang banyak selama minimal 15 menit secara terus menerus kemudian mata ditutup dengan kapas bersih dan lengketkan dengan kain pembalut. Selama pencucian mata, jangan sampai air pencuci masuk ke mulut sipenderita dan terkontaminasi dengan mata yang sebelahnya serta jangan menggosok-gosok mata.
4. Jika debu, bubuk, uap, gas atau butir-butir semprotan terhisap melalui pernafasan maka bawalah penderita ke tempat terbuka berudara segar, pakaian dilonggarkan dan baringkan dengan dagu agak terangkat ke atas agar dapat bernafas dengan bebas dan lancar. Jaga sipenderita dalam keadaan tenang dan tidak kedinginan(jika perlu diselimuti tetapi tidak sampai terlalu kepanasan) sebelum bantuan medis datang.
5. Jika pestisida tertelan dan sipenderita masih dalam keadaan sadar, maka diusahakan muntah dengan cara mencolek bagian belakang tenggorokan dengan jari tangan atau dengan memberi minum larutan garam dapur sebanyak satu sendok makan dalam segelas air hangat, atau memberi 3 sendok penuh arang aktif dalam setengah gelas air untuk diminumkan kepada sipenderita. Diusahakan muntah sampai mengeluarkan cairan yang jernih. Pada saat penderita mulai muntah, diusahakan mukanya menghadap ke bawah, kepalanya agak direndahkan agar muntahnya tidak masuk ke paru-paru dan dijaga agar muntahnya tidak menghalangi pernafasannya.
Namum perlakuan pemuntahan kepada sipenderita keracunan tidak boleh dilakukan apabila :
- Penderita dalam keadaan kejang atau tidak sadar.
- Penderita telah menelan bahan yang mengandung minyak bumi.
- Penderita telah menelan bahan alkalis atau asam kuat yang korosif (secara kimia merusak jaringan hidup) dengan gejala rasa terbakar atau nyeri sekali pada mulut dan kerongkongan.
11. Jika bahan korosif tertelan dan penderita dalam keadaan sadar, maka diberi minum susu atau putih telur dalam air, tetapi jika susu dan putih telur tidak ada maka diberikan hanya air minum saja. Susu atau minyak tidak boleh diberikan kepada sipenderita keracunan pestisida golongan organokhlor.
12. Jika kejang maka diusahakan supaya kejangannya tidak mengakibatkan cedera. Pakaian dilonggarkan terutama di sekitar leher, gigi palsu dilepas jika ada, taruh bantal di bawah kepala, dan berikan ganjal diantara gigi mencegah penderita menggigit bibir dan lidahnya sendiri.
13. Diusahakan penderita diam dan tenang dan yakinkan dia telah mendapat pertolongan yang benar. Penjelasan yang meyakinkan dan dipercaya penderita akan membantu dan meningkatkan keberhasilan pertolongan.
14. Jika sipenderita tidak sadar maka diusahakan saluran pernafasannya tidak tersumbat. Bersihkan hidungnya dari lendir atau muntahan, bersihkan mulut dari air liur, lendir, sisa makanan dan gigi palsu dilepas jika ada. Jangan memberikan sesuatu melalui mulut kepada penderita yang tidak sadar.
15. Periksa penderita apakah mengalami gangguan pernafasan. Jika pernafasan terhenti maka pastikan bahwa aliran udara sudah terbuka dengan menarik dagunya ke depan. Kemudian berikan bantuan pernafasan dengan urutan sebagai berikut :
- Penderita dibaringkan dan dagunya ditarik ke depan.
- Mulutnya dibersihkan dari sisa muntahan atau pestisida dengan menggunakan kain bersih yang digulungkan pada jari tangan.
- Hidungnya ditekan dan bernafaslah seperti biasa ke dalam mulutnya kemudian tutup mulutnya dan tiup ke dalam hidungnya, lakukan secara bergantian. Dadanya diperiksa apakah sudah mulai bergerak dan teruskan bantuan pernafasan hingga sipenderita bernafas secara normal.
- Setelah memberi bantuan pernafasan, sipemberi bantuan pernafasan mencuci mulutnya dengan air bersih untuk menghindari sisa racun dari sipenderita keracunan.
11. Jika sipenderita keracunan berkeringat banyak dan badannya sangat panas maka badannya didinginkan dengan menggunakan kompres dan jika kedinginan maka badan sipenderita diselimuti.
12. Jangan memaksa untuk menghentikan batuk-batuk atau kejang-kejang sipenderita. Selipkan ganjalan diantara giginya untuk menghindari menggigit lidahnya sendiri dan pastikan ganjalan tidak sampai mengganggu pernafasan sipenderita. Sipenderita dijaga agar tidak melukai diri sendiri dan sipenderita tidak memasukkan jarinya kemulutnya.
13. Jangan dibiarkan sipenderita merokok, minum alkohol atau susu pada saat memberikan pertolongan pertama karena dapat mempercepat penyerapan beberapa pestisida oleh usus.
14. Jangan merangsang penderita yang pingsan agar muntah dan jangan masukkan benda apapun melalui mulut sipenderita yang pingsan.
15. Setelah diberikan pertolongan pertama maka sipenderita harus diperiksa secara medis untuk pemeriksaan dan pengobatan lebih lanjut oleh ahli medis atau dokter, walaupun penderita terlihat sembuh atau merasa sembuh.
16. Bila kecelakaan keracunan telah berlalu, evaluasilah secara teliti penyebabnya dan tentukan langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mencegah terulangnya kejadian yang sama.
(Sumber Pestisida Untuk Bidang Perkebunan, Direktorat Jenderal Perkebunan)