Kamis, 25 Maret 2010

TIPS AMPUH : PENGGANTI PIL TIDUR


PENGGANTI PIL TIDUR

Susah tidur adalah penyakit yang banyak diderita banyak orang terutama pada zaman sekarang. Penyebabnya mungkin karena sedang sakit, mengalami stress karena sibuk dan banyak masalah pribadi dan terutama karena pekerjaan sehingga susah tidur.

Hampir semua penyakit pada manusia dapat menyebabkan sipenderita penyakit menjadi tidak dapat tidur atau sukar tidur, dengan banyak penyebabnya. Tingkat stres tinggi juga membuat orang sering mengalami susah tidur.

Untuk bisa cepat tidur, banyak orang yang lebih memilih mengonsumsi pil tidur. Begitu juga untuk mengurangi rasa sakit yang diderita oleh penderita kadang diperlukan pil penenang agar dapat beristirahat. Saat ini, beberapa merek pil tidur sudah dijual bebas dan bisa didapatkan di setiap apotek. Sehingga penggunaannya pun makin banyak. Dan apabila obat seperti demikian sering-sering diberikan terutama secara rutin maka akan membawa akibat sampingan atau disebut efek samping dari obat tersebut.

Jangan sering-sering terutama dengan rutin menggunakan pil tidur karena tidak mengakibatkan tidur secara asli atau alami, dan dapat juga menimbulkan akibat sampingan dari obat tersebut seperti mengantuk dan ketagihan atau dapat juga menimbulkan penyakit baru bagi pemakaian. Pil tidur bisa menyebabkan berbagai efek samping seperti mulut dan mata kering, mual, dan sebagainya terutama jika memiliki alergi terhadap bahan obat tertentu. Pil tidur juga tidak boleh dikonsumsi oleh ibu hamil dan ibu sedang menyusui.

Maka untuk mencegah hal-hal yang tidak menguntungkan atau tidak diinginkan lebih disarankan menggunakan herba dan minyak (essential oil} yang disapukan atau dioleskan secara aromaterapi atau digunakan dengan mandian adalah lebih aman. Lebih bagus lagi jika menggunakan obat atau ramuan alami yang saya ketahui ampuh digunakan agar dapat mengatasi susah tidur dan tanpa efek samping.

Mungkin anda, atau mungkin salah satu keluarga dan teman anda yang mengalami susah tidur yakni menginginkan ketenangan dan beristirahat dengan baik, ambil saja buah pala sebiji, lalu kupaslah. Setelah dikupas kulitnya, tumbuklah buah pala tersebut sampai halus dan campur dengan air sedikit lalu pupuklah pada bagian pelipis si penderita dengan ramuan buah pala tersebut.

Semoga berkat khasiat ramuan buah pala ini anda atau sipenderita akan segera dapat tidur dengan nyenyak.

TIPS AMPUH : MENGHILANGKAN KEBIASAAN MENGOROK


Menghilangkan Kebiasaan Mengorok

Apa itu mengorok ….?
Ngorok adalah suara atau bunyi-bunyian yang dikeluarkan ketika tidur dan biasanya suara yang dikeluarkan besar dan amat mengganggu.
Kenapa orang tidur mengorok...?
Ngorok terjadi karena ada sesuatu yang mengganjal pada jalan pernapasan sipengorok.
Orang ngorok biasanya diindikasikan kalau pernapasannya terganggu.
Menurut ilmu kedokteran atau kesehatan, penyakit ngorok disebut dengan Chronic Respiratory Disease (CRD) atau Sinusitis. Penyakit Chronic Respiratory Disease disebabkan oleh bakteri Mycoplasma galisepticum. Biasanya menyerang ayam pada saat usia 4-9 minggu. Penularan terjadi melalui kontak langsung, peralatan kandang, tempat makan dan minum, manusia, telur tetas yang terinfeksi.

Kebiasaan tidur mengorok tu so pasti kebiasaan tidak baik karena pasti merugikan and mengganggu orang lain. Terutama tuk teman yang tidur di samping si pengorok atau tidur sekamar dengannya. So pasti bila yang sudah menikah tentu akan mengganggu pasangannya setiap hari, kasihan …dong. Jangan sampai mereka takut atau malas tidur dengan anda.

Apalagi jika anda berperut besar (maaf) dan tidurnya suka buka baju (kepanasan kali ya), bisa saja teman tidur anda mengatakan “kayak babi”. Bisa-bisa anda tersinggung dan marah? Tapi jangan sampai berkelahi, OK! Karena itu, anda harus mengatasinya jangan sampai ngorok anda berlarut-larut.

Tapi anda tak perlu bingung memikirkannya atau berkecil hati. Saya pernah tuh jadi tukang ngorok, kata orang terutama istri saya begitu karena saya sendiri tidak pernah mendengar saya mengorok pada saat saya tidur (ya ialah). Saya akan memberitahukan resep mujarab yang akhirnya menghilangkan kebiasaan ngooroook saya itu. Resep ini adalah ramuan tradisional dari teman saya dan sudah terbuktikan ampuh oleh saya sendiri, si tukang ngorok.

Cara membuat dan mendapatkan bahannya tidak sukar.
Bahannya adalah : 3 ruas kunyit, 2 sendok makan madu dan 100 ml air minum. Cara meramu atau membuatnya yaitu : kunyit dicuci hingga bersih, kemudian disayat atau dipotong-potong menjadi pipih tipis. Lalu campurkan dengan 2 sendok makan madu dan 100 ml air kemudian diaduk sehingga campuran kunyit dan madu mendadi merata dan lengket. Lebih bagus jika kunyit dan madunya diblender sehingga adukannya lebih merata dan menyatu.
Tidak susahkan membuatnya...?

Selanjutnya...?, ya diminum!
Ramuan ini dibuat dan diminum selama 10 hari berturut-turut dengan aturan minumnya 1 kali satu hari.
Secepatnya anda lakukan..! Pasti kebiasaan mengooroook anda akan hilang dan tidak mengganggu tidur teman anda atau pasangan anda. Saya sudah membuktikannya.

Semoga resep ini bermanfaat bagi kita semua terutama buat anda atau teman anda atau juga pasangan anda yang kebiasaan tidurnya mengorok.

BERCOCOK TANAM JAHE


BERCOCOK TANAM JAHE (Zingibar officinale Rosc)


PENDAHULUAN

Tanaman jahe termasuk salah satu tanaman rempah-rempah/obat-obatan. Nilai tanamannya terdapat pada akar rimpangnya/umbi batang/rhizoma yang berada di dalam tanah. Batangnya berbentuk rumpun setinggi 40 – 90 cm.

Sampai saat ini para petani masih sedikit yang menanam jahe sebagai tanaman utamanya, sebagian besar petani menanam jahe sebagai usaha atau tanaman sampingan yang belum dipelihara secara mestinya. Sehingga hasilnya pun belum memadai seperti yang diharapkan. Sekalipun demikian tanaman jahe memang merupakan tanaman rakyat di pedesaan yang sejak lama di tanam petani.

Dalam usaha mengisi pasaran dunia yang semakin meningkat dan diiringi harga jahe yang semakin baik, sekarang ini pemerintah sudah menggalakkan tanaman jahe kepada petani terutama sebagai tanaman utama bukan tanaman sampingan.

TANAH DAN IKLIM

1. Tanah

Tanaman jahe menghendaki tanah subur, gembur, banyak mengandung humus dan mudah penuntasan air.
Tanah latosol umumnya dapat ditanami jahe. Tinggi tempat tanam 0 – 900 m dari permukaan laut, sedang daerah-daerah penghasil jahe antara 200 – 600 m dari permukaan laut.

2. Iklim

Daerah-daerah pertanaman jahe bercurah hujan antara 250 – 400 mm setahunnya. Adapun yang dikehendaki tanaman jahe yakni iklim panas sampai sedang dengan kelembaban udara tinggi.
Suhu yang baik antara 21 – 35 cm selama pertumbuhan membentuk rumpun. Tanaman jahe menghendaki banyak sinar matahari. Pada tempat-tempat telindung hanya menghasilkan tanaman tinggi dengan daun lebar, akan tetapi rimpangnya kecil.


KULTUR TEKNIS

1. Pengolahan Tanah

  • Tanah digarap pada musim kemarau agar menjadi gembur dan masak
  • Pengolahan tanah biasanya dilakukan 1 – 2 kali serta dibersihkan dari gulma atau rerumputan.
  • Bedengan dibuat lebar 120 cm dan panjangnya tidak dibatasi. Tinggi bedengan antara 25 30 cm, jarak antar bedengan yang satu dengan yang lainnya 30 – 50.
  • Bedengan diberi pupuk dasar berupa kompos /pupuk kandang
2. Penyiapan Bibit

a. Jenis

Berdasarkan warnanya jahe dibedakan menjadi tiga jenis yaitu : Jehe merah, jahe kuning dan jahe putih
Sedangkan berdasarkan bentuknya yaitu jahe kecil dan jahe besar yang sering disebut jahe gajah.

b. Memilih bibit

Perbanyakan tanaman melalui stek rimpang yang sudah tua. Rimpang dipotong dengan ukuran 2,5 – 7 cm. Rimpang tersebut terdiri dari 2 – 3 mata tunas. Bibit sebaiknya disimpan dulu dalam ruangan yang sejuk sampai tumbuh tunasnya, kemudian siap untuk ditanam.

3. Penanaman
  • Penanaman dilakukan pada awal musim hujan.
  • Bibit ditanam pada aluran-aluran tanah dengan jarak dalam barisan 30 – 50 cm dan kedalaman 5 – 7,5 cm.
  • Kemudian ditutup dengan tanah.
4. Pemeliharaan
  • pengadiran dan pembubunan dilakukan dua kali yaitu pada umur 2 – 3 bulan dan 4 – 6 bulan setelah tanam.
  • Diberikan pupuk kandang maupun pupuk buatan pada umur 1 – 1,5 bulan.
  • Pupuk kandang 15 ton/ha, sedangkan pupuk buatan yaitu : Ure 36 kg, TSP 36 kg, KCl 80 kg dalam setiap hektar.
  • Pemupukan bersamaan dengan pembubunan dengan cara menaburkan disekitar rumpun atau sejajar dengan baris.
5. Hama dan Penyakit

a. Hama
  • Kumbang Epilahna sp, sering melubangi daun.
  • Dichorcrosis spuntiferalis Guen (ulat penggerek akar) menyerang akar sehingga kering dan mati.
  • Pencegahan dengan insektisida Thiodan 35 EC dengan dosis 1,5 – 2 cc/lt air.
b. Penyakit
  • Cendawan Philosticta Zingiberi menyerang daun sehingga berbercak-bercak.
  • Pengendalian dengan penyemprotan fungisida Dithane M-45.
  • Cendawan Pythium sp dan bakteri Pseudomonas Zingiber. Gejalanya daun mengering dan bagian pangkal batang serta rimpangnya membusuk dan akhirnya mati.
  • Pengendalian tanaman terserang dicabut dan dibakar.
6. Panen
  • Pada umur 9 – 10 bulan jahe sudah dapat dipanen kalau daun dan batangnya sudah kering.
  • Panen dilakukan dengan cara mengarpu atau menggali rimpangnya.
  • Rimpangnya dibersihkan dari tanah dan kotoran yang melekat.
  • Kemudian dijemur dan disimpan di tempat yang kering.
  • Produktivitas dapat mencapai 10 – 20 ton/hektar.

Selasa, 23 Maret 2010

TEKNIK BUDIDAYA BAWANG MERAH

I. PENDAHULUAN

Bawang merah yang dalam bahasa latinnya : Allium cepa varietas ascalonicum merupakan salah satu jenis sayuran yang hanya dikomsumsi sebagai bumbu dapur untuk melezatkan makanan, sehingga lebih dikenal sebagaisayuran rempah”. bawang merah ini banyak ditanam di daerah dataran rendah dengan ketinggian antara 10 – 250 meter di atas permukaan laut. Walaupun demikian tanaman ini dapat juga diusahakan di daerah pegunungan dengan ketinggian sampai 1200 meter di atas permukaan laut, hanya saja umbinya menjadi lebih kecil dan warnanya kurang mengkilat serta umurnya lebih panjang dibandingkan bila diusahakan di daerah dataran rendah.

Walaupun bawang merah hanya merupakan sayuran rempah yang berarti hanya diperlukan dalam jumlah sedikit, akan tetapi karena setiap orang menggemarinya dan hampir setiap makanan memerlukannya maka tidak mengherankan apabila bawang merah mempunyai peranan yang penting dalam dunia perdagangan.

Pada musim panen biasanya harganya relatif lebih murah, sebaliknya pada waktu di luar musim panen (off season) harganya cukup tinggi bahkan mencapai lebih dari sepuluh kalinya.

Akibat adanya fluktuasi harga bawang merah yang begitu menyolok, maka dapat mempengaruhi stabilitas pasar. Oleh karena itu pemerintah terus berupaya mempengaruhi keadaan tersebut dengan beberapa cara antara lain :
  • Mengadakan usaha pembibitan yang baik dan teratur
  • Menghasilkan varietas-varietas baru yang lebih unggul serta cocok diusahakan di daerah dataran rendah
  • Mengadakan penanaman di luar musim
  • Mengadakan usaha penyimpanan hasil yang baik untuk menampung hasil panen melimpah pada waktu panen raya
  • Melakukan usaha intensifikasi dan eksentifikasi dan lainnya

II. SYARAT TUMBUH

1. Tanah

Bawang merah lebih menyukai tanah yang subur , gembur dan banyak mengandung bahan organik. Tanah lempung berpasir atau lempung berdebu. Yang penting jenis tanah tersebut harus mempunyai struktur bergumpal dan keadaan air tanahnya tidak tergenang. Derajat kemasaman tanah atau pH yang baik adalah 5,5 – 6,5. Pada pH tanah yang asam (kurang dari 5,5) akan mengakibatkan pertumbuhan bawang akan kerdil karena garam Alluminium (Al) yang terlarut dalam tanahnya bersifat racun. Sebaliknya pada tanah basa (pH lebih dari 6,5) garam Mangan (Mn) tidak diserap tanaman sehingga umbi kecil dan tentu saja hasil panen berkurang.

2. Iklim

Pada umumnya tanaman bawang merah tidak tahan pada curah hujan yang lebat. Oleh karena itu sebaiknya diusahakan pada musim kemarau tetapi pengairan diperlukan. Tanaman bawang merah tidak menyukai daerah berkabut dan anginnya kencang, akan tetapi menyukai tiupan angin sepoi-sepoi. Pada musim hujan dan berkabut biasanya tanaman akan mengalami serangan penyakit yang berat.

Suhu udara yang baik untuk pertumbuhan tanamna bawang merah antara 25 – 32 0C dengan iklim kering, hal ini hanya di dapat pada daerah dataran rendah. Tanaman bawang merah lebih menghendaki daerah yang terbuka dengan penyinaran kurang lebih 70 %. Apabila terlindung umbinya akan menjadi kecil. Sebetulnya tanaman bawang merah termasuk ke dalam golongan yang untuk pembentukan umbinya membutuhkan penyinaran hari panjang kurang lebih 14 jam sehari, akan tetapi toleran terhadap hari netral dengan panjang penyinaran 12 jam, walaupun umbinya lebih kecil dari pada bila ditanam di daerah yang hari penyinaran panjang.


III. CARA BERCOCOK TANAM

1. Pengolahan Tanah

Pengolahan perlu mendapat perhatian, karena banyak tanaman bawang merah gagal sebagai akibat pengolahan tanah yang kurang baik.
Pengolahan tanah mempunyai tujuan :
  • Menggemburkan tanah, hingga tanah mempunyai struktur bergumpal
  • Membuang rumput-rumput pengganggu
  • Membuat drainase yang baik
  • Menghilangkan gas yang bersifat racun sebagai akibat adanya kegiatan mikroba dalam tanah
Pengolahan tanah sebaiknya dilakukan pada waktu tidak ada hujan yaitu 2 – 4 minggu sebelum tanam. Pada awal musim kemarau, keadaan tanahnya mulai kering dan keras, oleh karena itu pengolahan tanah dilakukan agak dalam sehingga terbentuk bongkahan. Bongkahan tanah diatur rapi sehingga berbentuk bedengan dengan lebar 100 – 120 cm, dan selokannya lebar 20 – 40 cm. Olahan tanah dibiarkan kering kemudian disiram air sedikit dan tanah bedengan diratakan. Satu minggu sebelum tanam diberikan pupuk kandang sebanyak 10 – 15 ton per hektar.

Satu hari sebelum tanam bedengan disiram sehingga cukup basah. Pembasahan pada bedengan dalam keadaan kering yang kurang cukup dapat menyebabkan pembusukan pada bibit yang baru ditanam.

2. Bibit

Bibit merupaka salah satu faktor yang menentukan keberhasilan penanaman. Bibit yang jelek, yang telah keriput, terlalu kecil dan lemah akan sulit menghasilkan umbi yang diharapkan. Bawang merah sendiri dapat diperbanyak dengan biji dan umbi, tetapi saat ini yang umum diperbanyak dengan umbi.

Umbi yang dapat digunakan untuk bibit haruslah :
  • Berat umbi 2,5 – 7,5 gram
  • Umur cukup tua di kebun yaitu 70 – 90 hari, tergantung juga pada varietas dan tinggi tempat bertanam
  • Tidak tercampur varietas lain
  • Sehat, tidak mengandung bibit penyakit dan hama
  • Tidak cacat, tidak luka dan tidak sobek
  • Telah mengalami masa masa istrahat atau penyimpanan 1 – 2 bulan tergantung varietas dantempat penyimpanan.
Sehari sebelum ditanam ujung umbi perlu dipotong sepanjang sepertiga bagian. Hal ini berguna untuk mendorong :
  • Umbi tumbuh merata
  • Banyak anakan yang terbentuk dan banyak daunnya
  • Umbi cepat tumbuh, karena ujung umbi bersifat menghambat pertumbuhan atau memperpendek masa istrahat umbi.
Berikut disajikan tabel hasil penelitian pemotongan ujung umbi terhadap hasil pada bawang kultivar Cipanas (dalam gram per umbi)

B i b i t Ukuran bibit (gram) Rata-rata Hasil
15 gram 20 gram 25 gram
Utuh 50,14 41,70 68,50 52,80
Ujung dipotong 96,28 73,95 85,75 85,01

Dari data tabel dapat dilihat bahwa pemotongan ujung umbi mempunyai pengaruh yang sangat positif dalam hal kenaikan produksi.

3. Penanaman

Penanaman dilakukan pada jarak 10 x 20 cm atau 20 x 20 cm tergantung pada ukuran bibit dan tempat bertanam. Di dataran tinggi biasanya ditanam dengan jarak tanam jarang sedangkan di dataran rendah ditanam dengan jarak tanam rapat.

Mula-mula dibuat lubang kecil dengan cara ditunggal kemudian umbi diletakkan dengan bagian ujung yang dipotong di atas dan tepat rata di permukaan tanah, selanjutnya umbi ditutup dengan tanah yang tipis. Penutupan umbi jangan terlalu tebal, karena dapat menyebabkan umbi tumbuh lambat dan terganggu. Setelah umbi selesai ditanam lebih baik disiram air supaya keadaan tanahnya menjadi lembab.

4. Pemupukan

Disamping pupuk kandang, perlu diberi juga pupuk buatan. Pupuk kandang sendiri mempunyai fungsi :
  • Menyuburkan tanah dan membuat struktur tanah bergumpal (remah) sehingga tanah tidakpadat.
  • Mengikat air, apabila kekurangan air pada musim kemarau dan melepaskan air apabila kelebihan air pada musim hujan.
  • Mendorong mikroorganisme yang berguna dalam tanah menjadi aktif kerjanya.
Oleh karena itu tanah yang subur pemberian pupuk kandang tidak sangat diperlukan. Akan tetapi pemberian pupuk buatan perlu diberikan agar umbinya besar dan berat.

Secara umum pupuk buatan yang diberikan terdiri dari : 100 – 120 kg N, 150 kg P2O5 dan 100 kg K2O per hektar. Pemupukan pupuk buatan yang direkomendasikan adalah :
  • Urea : 250 – 300 kg/ha diberikan setengahnya pada umur 2 mingggu dan setengah lagi pada umur 4 minggu setelah tanam
  • TSP : 100 – 250 kg/ha diberikan sekaligus pada umur 2 minggu setelah tanam
  • KCl : 20 – 75 kg/ha diberikan sekaligus pada umur 2 minggu setelah tanam
Pada tanah yang bersifat asam (pH dibawah 5) perlu ditambah dolomit, kapur tohor atau batu kapur yang telah dihaluskan sebanyak 1,5 – 2 ton/ha minimal 2 minggu sebelum tanam, supaya umbinya menjadi besar. Pupuk Nitrogen (Urea) dapat mendorong pembentukan umbi menjadi besar tetapi dapat pula menyebabkan kebusukan umbi bila diberikan berlebih.

5. Pengairan dan Penyiraman

Pengairan dapat meningkatkan produksi tetapi bila kelebihan dapat menyebabkan kebusukan umbisampai 13,18 % dibandingkan dengan non irigasi hanya 6,6 %. Oleh karena itu pengairan hanya diberikan selama pertumbuhan pertanaman dan pembentukan umbi. Setelah umbi besar mendekati tua pengairan tidak boleh diberikan lagi.

Di Indonesia pada umumnya bawang merah ditanam pada musim kemarau sehingga diperlukan pemberian air. Pemberian air yang menggenang kurang baik pada pertumbuhan bawang merah karena dapat menyebabkan kondisi tanah menjadi padat jadi sebaiknya dengan penyemprotan atau penyiraman. Penyiraman dilakukan sesuai dengan umur tanaman :
umur 0 - 10 hari : 2x / hari (pagi dan sore hari),
umur 11 - 35 hari : 1x / hari (sore hari),
umur 36 - 50 hari : 1x / hari (sore hari).

Pemberian air pada waktu pagi/siang hari kurang menguntungkan dibandingkan sore hari, karena akan banyak penguapan dan hanya sedikit yang diisap tanaman bawang merah.

6. Penyiangan

Penyiangan bertujuan untuk :
  • Menggemburkan tanah dan membetulkan bedengan rusak akibat pengairan atau hujan
  • Membersihkan rumput pengganggu yang dapat menjadi saingan bagi tanaman bawang merah tersebut.
Penyiangan harus dilakukan dengan hati-hati supaya akar tanaman bawang merah tidak rusak. Dilakukan 2 kali selama pertumbuhan yaitu 2 – 4 minggu dan 4 – 6 minggu setelah tanam. Sambil penyiangan dilakukan pemupukan buatan yang kedua (pupuk susulan).

7. Pengendalian Hama Penyakit Tanaman

Pengendalian HPT dilakukan bila perlu saja, yaitu bila terlihat gejala adanya serangga atau penyakit. Untuk pencegahan hama-penyakit usahakan pergiliran tanaman dengan jenis tanaman lain (bukan golongan bawang-bawangan). Untuk mengendalikannya disemprotkan insektisida, fungisida sesuai dosis yang dianjurkan atau mencabut tanaman dan membakarnya

Beberapa jenis hama dan penyakit pada tanaman bawang adalah :

a. Penyakit

Beberapa penyakit yang sering menyerang tanaman bawang merah adalah :
  • Mati pucuk disebabkan oleh cendawan Phytophtora. Gejalanya : bintik kuning pada ujung daun kemudian meluas kebawah hingga ujung daun kering.
  • Busuk leher batang (bagian pada ujung umbi) disebabkan oleh Botrytis alii Munn (busuk abu-abu) dan Erwinia carotovora (busuk lunak). Gejalanya : busuk berwarna abu-abu dan busuk lunak
  • Bercak Ungu (menyerang daun) disebabkan oleh cendawan Alternaria porii. Gejala : mula-mula serangan bintik ungu, kemudian meluas membentuk lingkaran konsentris,makin jauh dari bintik sental, warna makin tipis menjadi abu-abu keputihan.
  • Penyakit embun (Downy mildew) disebabkan cendawan Perenospora destructor. Gejalanya : bintik-bintik pada daun dan biasanya diserang berat pada waktu suhu panaskemarau) turun hujan.
b. Hama

Hama yang sering meyerang tanaman bawang merah antara lain :
- Thrips tabaci
Gejalanya : daun berbintik-bintik pucat mengkilat seperti perak, hingga ujung daun terserang lalu mati. Serangan biasanya pada musim kemarau
- Ulat penggerek daun (Lapphygma exigua)
Gejalanya : ulat ini dapat melubangi daun sehingga daun putus atau terpotong
- Ulat tanah (Agrotis ipsilon)
Gejalanya : ulat ini menyerang tanaman bawang dengan memotong leher batang tanaman muda.


IV. PANEN

Pemungutan hasil (panen) umbi bawang merah dilakukan setelah tanaman roboh, yakni 60 – 90 % leher batang lemas, yakni kira-kira berumur hari tergantung varietas, tempat bertanam dan kebutuhan. Di dataran tinggi (suhu 15 – 21 0C) pada umumnya umurnya lebih panjang karena pembentukan umbinya lambat, akan tetapi di dataran rendah (suhu 25 – 30 0C) pada umumnya umur lebih pendek, karena umbinya cepat terbentuk.

Untuk kebutuhan komsumsi biasanya umbi dipanen muda, yakni sewaktu daunnya masih hijau atau (60 – 70 %) batangnya lemas, sedangkan untuk bibit umumnya umbi dipanen tua (80 – 90 %) batangnya lemas. Umbi yang dipanen muda akan cepat menjadi keropos dalam penyimpanan, karena cepat terjadi penguapan sehingga berat umbi cepat menurun.

Panen hendaknya dilakukan pada saat keadaan tanahnya kering untuk mencegah serangan penyakit busuk umbi berlendir yang disebabkan oleh bekteri Erwinia carotovora dalam gudang penyimpanan. Caranya ialah umbi dicabut pada batang yang masih ada. Jika sukar karena tanahnya padat dapat digunakan alat pengorek. Kemudian umbi dibiarkan beberapa jam di atas bedengan dan selanjutnya umbi diikat pada batangnya. Tiap ikat beratnya berkisar antara 2 – 5 kg umbi atau tergantung kepada keinginan. Setelah itu umbi yang telah diikat-ikat diangkut ke tempat penjemuran supaya kering. Pemanenan dan pengangkutan harus dilakukan dengan hati-hati supaya umbi bawang merah tidak rusak.


V. PENGERINGAN DAN PENYIMPANAN

1. Pengeringan

Maksud penjemuran umbi bawang merah adalah menghilangkan air yang terkandung dalam kulit luar dan leher batang (bagian ujung umbi) supaya kering sedemikian rupa sehingga tidak menarik air keluar dari bagian umbi itu sendiri. Dengan demikian umbi tidak akan banyak kehilangan bobotnya dan tidak akan mengkerut/keropos serta sedikit sekali kemungkinan terserang penyakit busuk umbi selama dalam penyimpanan sehingga dapat disimpan lebih lama.
Disamping penjemuran sebetulnya masih ada suatu proses yang disebut pengeringan yang bertujuan untuk membantu perkembangan warna kulit bawang tersebut supaya mengkilat dan menarik, yakni dengan membentangkan umbi bawang pada suhu tinggi pada waktu tertentu.
Pengeringan sendiri dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
1. Pengeringan tradisional
2. Pengeringan buatan

Pengeringan tradisional dilakukan dengan menjemur umbi bawang yang telah diikat di bawah sinar matahari pada alas anyaman bambu. Penjemuran dilakukan antara 1 – 2 minggu tergantung keadaan cuaca pada waktu penjemuran. Awalnya penjemuran dilakukan dengan umbinya dibawah dan daunnya di atas, kemudian setelah hampir kering dibalik umbinya di atas dan daunnya di atas, agar supaya warnanya menjadi baik. Pada penjemuran kedua ini dilakukan pembersihan umbi bawang dari tanah dan kotoran . Bila sudah cukup kering (kadar air kurang lebih 85%), umbi bawang merah siap dipasarkan atau disimpan di gudang.

Pengeringan secara buatan dapat dilakukan dengan panas dari kompor atau energi surya. Pengeringan secara tradisional memang lebih murah tetapi pada musim hujan penjemuran dengan cara ini sulit dilakukan dan lama keringnya, hingga warnanya tidak menarik dan kualitas rendah.

2. Penyimpanan

Pada umumnya petani menyimpan bawang merah yang telah kering dengan cara menggantungkan umbi-umbi tersebut di atas tungku di dapur, supaya mendapat asap udara kering. Dengan cara ini umbi bawang dapat disimpan sampai 6 bulan tanpa mengalami serangan penyakit busuk umbi.

Yang perlu diperhatikan selama penyimpana adalah agar supaya umbi bawang :
1. Tidak banyak kehilangan bobot
2. Tidak terserang penyakit busuk umbi
3. Tidak cepat bertunas/tumbuh

Dalam hal ini cara pengeringan sangat berpengaruh terhadap proses fisiologis dalam gudang. Umbi yang dikeringkan cara tradisional setelah disimpan dalam gudang akan kehilangan bobot sampai 15 %, sedangkan pengeringan cara buatan kehilangan bobotnya sampai 13 %. Kehilangan bobot semakin tinggi cepat apabila umbi dipungut masih muda yakni daunnya masih hijau dan belum melemas.
Umbi yang luka akan menyebabkan lebih cepat penguapan sehingga cepat kehilangan bobot dan mudah terserang penyakit busuk umbi dalam gudang.

Oleh karena itu agar umbi tahan lama dalam penyimpanan harus memenuhi beberapa persyaratan diantaranya adalah :
  1. Umbi dipungut cukup tua
  2. Umbi tidak terluka atau cacat
  3. Umbi cukup kering (kadar air 80 %)
  4. Suhu ruang penyimpanan antara 25 – 30 0C dengan kelembaban udara 70 – 80 %
  5. Sirkulasi udara (aerasi) dalam gudang/ruang penyimpanan cukup baik